28 July 2011

Sepakbola

Saya bukan pecinta sepakbola, tapi saya tidak menolak jika diajak menonton bola.

Seru, ketika pemainnya menggiring bola menuju gawang, menghindar dari lawan dengan lincah.
Menegangkan ketika kita mulai terbawa oleh gerakan pemain-pemain di lapangan.

Walau saya tidak mengerti peraturan-peraturannya, hanya tahu offside, gol, corner kick, hahaha,
tapi sangat menarik menonton orang-orang dalam seragam, membawa nama baik bangsa ataupun klubnya, memperebutkan bola yang sebenarnya bisa sangat banyak dijual di pasar, kita sebagai penonton ikut terbawa permainan dan berteriak ketika gol tercipta.
 Hening lalu terdengar teriakan kemenangan.

Menyenangkan :)

Satu yang saya tidak suka dari sepakbola, penggemar fanatik. Saya kira hanya di Indonesia, penggemar fanatik tim yang kalah akan berbuat rusuh, namun ternyata sama saja di luar negeri pun bisa seperti itu.

Hey! Di dalam sebuah pertandingan pasti ada kalah dan menang gitu loohh! Kenapa ngga menonton dengan tenang sih? Ngga ada gunanya jugak berantem, emang bisa mengubah skor yang sudah dihasilkan?
Ada satu lagi sih yang membuat saya melengos ketika saya mendengarnya, tapi skip aja kali ya.

Berbicara tentang sepakbola, saya baru saja membaca buku bertemakan sepakbola, namun isi yang diambil bukan hanya kesenangan akan sepakbola. Kecintaan terhadap negara dan kasih sayang seorang ayah adalah dua hal yang dominan di dalam buku ini. Judulnya Sebelas Patriot, karya Andrea Hirata.

Buku ini bercerita tentang ayahnya Ikal yang merupakan pemain sepakbola yang handal namun harus kehilangan karirnya karena Belanda memecahkan tempurung lututnya ketika berumur 17 tahun. Ada bagian yang mengharukan ketika ayahnya bertanding terakhir kali melawan Belanda, tim ini buruh parit (tim ayah Ikal) yang menang dan diakhir pertandingan, ayah Ikal langsung berteriak Indonesia! Indonesia! Ya saat itu, sepakbola pun bisa menjadi alat melawan penjajah.

Tadi saya hanya menonton sebagian pertandingan Indonesia-Turkmenistan soalnya saya tidak menonton di rumah atau kosan, melainkan di HMP. Jika saya tetap menonton di HMP, saya bisa beku kedinginan, hehe... demi menyelamatkan jiwa saya, akhirnya saya pulang, tapi tetap "menonton" lewat twitter. Sepanjang perjalanan saya mendengar teriakan-teriakan "Goooollll" atau "Aaaaaaa". Sesampainya di kosan akhirnya saya mengetahui bahwa Indonesia menang 4-3. Alhamdulillah, semoga saya bisa menonton tim nasional bermain di piala dunia :) Good luck!

No comments:

Post a Comment